PEMBELAJARAN DARING DAN LURING DI UNIVERSITAS BOYOLALI

OPINI MAHASISWA

Silvina Nur Anisa

Pada tahun 2019 menuju awal tahun 2020 Indonesia diterpa wabah akibat Corona Virus Diseases atau sering disebut COVID-19. Virus ini pertama kali berkembang dan menyebar di Wuhan, China. Banyak media yang memberitakan adanya wabah ini, baik media nasional maupun internasional. Namun, masyarakat Indonesia awalnya abai dengan wabah ini. Masyarakat Indonesia beranggapan, virus ini tidak mungkin menyebar sampai ke Indonesia. Ada juga yang percaya bahwa virus ini aslinya tidak ada, hanya konspirasi kalangan elit. Padahal dalam konferensinya, WHO sudah menjelaskan bahwa virus ini dapat menyebar melalui udara, kontak fisik, bahkan percikan air ludah. Gejala yang timbul pun juga tidak begitu ketara karena mirip dengan gejala sakit flu ringan. Sikap abai inilah yang membuat penyebaran wabah ini di Indonesia menyebar semakin cepat didukung belum adanya obat untuk virus ini.

Penyebaran virus yang cepat melanda dunia, membuat masyarakat dunii masih dilanda kebingungan dan kepanikan sebab belum adanya obat untuk virus ini. Banyak pemberitaan yang beredar di masyarakat, yang simpang siur akan bahanya virus corona mulai dari pemberitaan positif maupun negatif. Dalam situasi ini masyarakat harus mampu mengelola segala informasi yang ada. Mayoritas masyarakat memilih untuk mengisolasi diri dirumah, takut akan tertular virus ini. Bahkan sikap individualisme sering kali menguasai diri individu, bahkan kepada anggota keluarganya sendiri.

Untuk mencegah penyebaran virus ini, Pemerintah menerapkan PPKM akibat merebaknya wabah COVID-19 pada tahun 2020 lalu. Selama PPKM berlangsung, Pemerintah menghimbau seluruh masyarakat untuk menjaga jarak , sering mencuci tangan dengan handsanitizer, memakai masker, dan mengurangi mobilitas.  Hal ini berdampak pada berbagai kegiatan seluruh elemen masyarakat, termasuk pada sektor pendidikan. Untuk mengurangi penyebaran COVID-19, kegiatan belajar mengajar di sektor pendidikan dilakukan secara Work From Home (WFH). Pemberlakuan pembelajaran melalui Work From Home secara efektif memang mampu mengurangi penyebaran COVID-19. Namun, Pemerintah kurang memikirkan dampak jangka panjang akibat pembelajaran dilakukan Work From Home atau daring. Pembelajaran secara daring dapat diterapkan dalam dunia Pendidikan dan di Unversitas Boyolali  jika komponen pendukung tersedia, yaitu:

  1. Memiliki perangkat untuk mengakses pembelajaran online, misalnya laptop atau handphone. Faktanya tidak semua mahasiswa di Universitas Boyolali memiliki perangkat laptop . Kalaupun harus ke Warung Internet setiap hari, dapat memberatkan keuangan mahasiswa. Selain itu, banyak mahasiswa yang memiliki gadget, namun gadget yang dimiliki tidak mendukung untuk menginstal aplikasi untuk pembelajaran daring.
  2. Jaringan agar memiliki akses ke aplikasi yang digunakan untuk pembelajaran daring. Akibat penerapan PKKM yang berdampak pada berkurangnya mobilitas manusia, secara tidak langsung menyebabkan harga kuota internet naik di pasaran. Meskipun ada kuota bantuan dari Pemerintah, faktanya ada beberapa mahasiswa yang tidak dapat menikmati fasilitas tersebut.

Meskipun demikian, pembelajaran secara daring memiliki beberapa keuntungan dan kerugian bagi mahasiswa. Berikut keuntungan dan kerugian pembelajaran dilakukan secara daring:

  1. Meskipun dalam kondisi pandemi, aktivitas pendidikan masih dapat berjalan secara daring. Jika tidak serius mengikuti pembelajaran secara serius, hal ini membuat tingkat kebodohan mahasiswa di Universitas Boyolali menjadi meningkat. Sering kali terjadi kecurangan ketika ujian berlangsung. Bukannya belajar, mahasiswa malah mengandalkan mesin pencari data google ketika ujian. Memang mahasiswa mendapatkan nilai bagus, namun secara kualitas mahasiswa sebenarnya belum menguasai materi. Akibatnya timbul berbagai spekulasi jika mahasiswa angkatan COVID-19 belum siap untuk terjuan ke dunia kerja.
  2. Banyak mahasiswa introvert akibat kurangnya bersosialisasi dengan mahasiswa lainnya. Ketika pandemi mulai mereda, mahasiswa tidak memiliki mental baja. Banyak mahasiswa yang hanya kuliah-pulang. Takut berinteraksi dengan orang lain. Akibatnya kurang memiliki pengalaman dan relasi. Padahal yang dibutuhkan dalam dunia kerja adalah pengalaman, pengetahuan, dan relasi. Ilmu yang didapatkan ketika kuliah hanya memiliki prosentase 5% untuk kehidupan. Sisanya 95% adalah praktik langsung di lapangan.
  3. Tidak saling mengenal karakter mahasiswa masing-masing. Sesama mahasiswa berkomunikasi melalui media sosial, misalnya WhatsApp, Instagram, atau Telegram. Mahasiswa sulit untuk membaca bagaimana karakter seseorang. Ketika bertemu secara face to face malah terkesan seperti orang asing. Berbeda ketika berkomunikasi melalui media sosial.

Seiring berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, obat untuk mengurangi penyebaran wabah COVID-19 lambat laun mulai ditemukan yaitu melalui vaksinasi. Sebenarnya tujuan utama vaksinasi itu sendiri berguna untuk meningkatkan imun dan kekebalan tubuh manusia. Dengan adanya vaksinasi, pembelajaran yang semula full daring, pemerintah menerapkan sistem baru  blended learning, begitupun dengan Universitas Boyolali. Dalam sistem ini pembelajaran dilakukan secara daring dan luring.  Di Universitas Boyolali, menerapkan sistem ini, dengan strategi 50% pembelajaran dilakukan secara daring dan 50% pembelajaran dilakukan secara luring dengan memenuhi protokol kesehatan. Pemberlakuan sistem ini mengundang antusiasme dari mayoritas mahasiswa. Sementara sebagian mahasiswa kurang antuasias dengan sistem ini karena sudah nyaman dengan pembelajaran secara daring. Membludaknya jumlah mahasiswa baru pada TA 2022/2023, dan belum redanya penyebaran Covid 19 membuat kampus Universitas Boyolali melakukan perkulliahan secara hybrid. Strategi pun diterapkan untuk mengatasi membludaknya mahasiswa dan penyebaran Covid 19 yang belum reda. Pembelajaran mahasiswa semester 1 dilakukan full luring karena sebagai pondasi menerima ilmu pengetahuan pada tahap awal. Sementara berkait melejitnya jumlah mahasiswa semester 1 tahun ini. Pembelajaran mahasiswa semester 3 dilakukan secara daring untuk kelas pagi, sedangkan hal yang sama juga dilakukan kelas sore secara daring. Pembelajaran mahasiswa semester 5 dilakukan secara luring untuk kelas pagi dan daring untuk kelas sore. Sedangkan pembelajaran mahasiswa semester 7 dilakukan secara daring. Proses hybrid di kampus Universitas Boyolali ini dilakukan menyusul belum redanya penyebaran Corona Virus Diseases 19 atau Covid 19 yang melanda bangsa Indonesia serta membludaknya jumlah mahasiswa baru. Silvina Nur Anisa, Mahasiswi Komunikasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *